jagoan kecilku belajar dengan media teknologi
Sunday, April 13, 2014
10 MAKHLUK HIDUP LANGKA
Punya ISKA DWI C. Kelas VIIB, SMPN 2 SEMANU
Keberadaan hewan dan tumbuhan langka
di Indonesia yang seharusnya dilindungi ternyata kurang mendapat perhatian dari
berbagai pihak, terutama pemerintah sebagai bagian yang memiliki kekuasaan
untuk membentuk upaya penyelamatan flora dan fauna yang hampir punah ini. Kalau
kepunahan terus berlanjut, keanekaragaman hayati kita akan semakin menurun.
Telah menjadi tugas kita saat ini untuk melestarikan berbagai flora maupun
fauna tersebut untuk saat ini. Berikut ini adalah 10 makhluk hidup yang kami
unduh dari internet dan kami kemas dalam bentuk kliping.
1.
GAJAH SUMATERA
Gajah sumatera adalah
subspesies dari gajah asia yang hanya berhabitat di pulau Sumatera. Gajah
sumatera berpostur lebih kecil daripada subspesies gajah india. Populasinya
semakin menurun dan menjadi spesies yang sangat terancam. Sekitar 2000 sampai
2700 ekor gajah sumatera yang tersisa di alam liar berdasarkan survei pada
tahun 2000. Sebanyak 65% populasi gajah sumatera lenyap akibat dibunuh manusia,
dan 30% kemungkinan dibunuh dengan cara diracuni oleh manusia. Sekitar 83%
habitat gajah sumatera telah menjadi wilayah perkebunan akibat perambahan yang
agresif.
Gajah sumatera adalah
mamalia terbesar di Indonesia, beratnya mencapai 6 ton dan tumbuh setinggi 3,5
meter pada bahu. Periode kehamilan untuk bayi gajah sumatera adalah 22 bulan
dengan umur rata-rata sampai 70 tahun. Herbivora raksasa ini sangat cerdas dan
memiliki otak yang lebih besar dibandingkan dengan mamalia darat lain. Telinga
yang cukup besar membantu gajah mendengar dengan baik dan membantu mengurangi
panas tubuh. Belalainya digunakan untuk mendapatkan makanan dan air dengan cara
memegang atau menggenggam bagian ujungnya yang digunakan seperti jari untuk meraup.
2.
KOMODO
Komodo, atau yang selengkapnya
disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di
dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami
di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut
dengan nama setempat ora.
Termasuk anggota famili biawak
Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia,
dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan
gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan
tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia
karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil.
Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang
mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat
tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka
populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat
aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang
rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan
pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo,
didirikan untuk melindungi mereka.
3.
RAFFLESIA ARNOLDI
Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii)
merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga
berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan
tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak
mampu berfotosintesis.
Penamaan bunga raksasa ini tidak
terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis
Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten
Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal di dunia sebagai The Land of
Rafflesia atau Bumi Rafflesia. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph
Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri
saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles.
Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldi didasarkan dari gabungan nama pemimpin
ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga.
Tumbuhan ini endemik di Pulau
Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan).
Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini.
Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam
statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di Pulau Jawa tumbuh hanya
satu jenis patma parasit, Rafflesia patma. Bunga merupakan parasit tidak
berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang
mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram.
Bunga Rafflesia Arnoldi menghisap
unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian
yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di
tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang
mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga
terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik
bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah
lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya
berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati
4.
MANGGA KASTURI
Mangga kasturi atau
Mangifera casturi merupakan buah mangga spesifik Kalimantan Selatan. Pohon
mangga kasturi bisa mencapai tinggi 25 m dengan diameter batang ± 40 – 115 cm.
Kulit kayu berwarna putih keabu-abuan sampai coklat terang, kadangkala terdapat
retakan atau celah kecil ± 1 cm berupa kulit kayu mati dan mirip dengan
Mangifera indica. Daun bertangkai, berbentuk lanset memanjang dengan ujung
runcing dan pada kedua belah sisi tulang daun tengah terdapat 12 – 25 tulang
daun samping. Daun muda menggantung lemas dan berwarna ungu tua.
Buah kasturi
kenampakannya mirip dengan buah mangga tetapi berukuran kecil, berbentu bulat
sampai ellipsoid dengan ukuran panjang 5 – 6 cm, lebar 4 – 5 cm dan berat ±
65,6 gram. Kulit buah tipis dengan warna hijau terang dengan bintik-bintik
berwarna gelap dan apabila masak maka kulit buah berubah menjadi kehitaman.
Daging buah berwarna oranye gelap, kandungan serat 1,06% dan memiliki rasa yang
manis dan lezat. Sifat yang menonjol dari kasturi adalah aroma buah yang harum
sehingga banyak disukai masyarakat Kalimantan Selatan.
5.
HARIMAU SUMATERA ( latin : Panthera Tigris Sumatrae)
Harimau Sumatera
(Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang habitat aslinya di
pulau Sumatera, merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan
hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam
punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis
Lembaga Konservasi Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor,
terutama hidup di taman-taman nasional di Sumatera. Uji genetik mutakhir telah
mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies
ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.
Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini.
Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya
dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.
6.
ORANG UTAN (latin : Pongo Pygmaeus)
Orang utan memiliki tubuh
yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang
pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor. Orangutan memiliki tinggi
sekitar 1.25-1.5 meter. Tubuh orangutan diselimuti rambut merah kecoklatan.
Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi. Saat
mencapai tingkat kematangan seksual, orangutan jantan memiliki pelipis yang
gemuk pada kedua sisi, ubun-ubun yang besar, rambut menjadi panjang dan tumbuh
janggut disekitar wajah. Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, yaitu
pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba. Berat orang utan
jantan sekitar 50-90 kg, sedangkan orangutan betina beratnya sekitar 30-50 kg.
Telapak tangan mereka mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari.
Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan
manusia. Orangutan masih termasuk dalam spesies kera besar seperti gorila dan
simpanse. Golongan kera besar masuk dalam klasifikasi mammalia, memiliki ukuran
otak yang besar, mata yang mengarah kedepan, dan tangan yang dapat melakukan
genggaman.
7.
KANTONG SEMAR
Pada umumnya, Nepenthes
(Kantong Semar) memiliki tiga macam bentuk kantong, yaitu kantong atas, kantong
bawah, dan kantong roset. Kantong atas adalah kantong dari tanaman dewasa,
biasanya berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap, tidak mempunyai
warna yang menarik, bagian sulur menghadap ke belakang dan dapat melilit
ranting tanaman lain, kantong atas lebih sering menangkap hewan yang terbang
seperti nyamuk atau lalat, kantong jenis ini jarang bahkan tidak ditemui pada
beberapa spesies, contohnya N. ampullaria.
Kantong bawah adalah
kantong yang dihasilkan pada bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di
atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga
tanah seperti semut untuk memanjat mulut kantong dan akhirnya tercebur dalam
cairan berenzim di dalamnya, adapun kantong roset, memiliki bentuk yang sama
seperti kantong bawah, namun kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk
roset, contoh spesies yang memiliki kantong jenis ini adalah N. ampullaria dan
N. gracilis. Beberapa tanaman terkadang mengeluarkan kantong tengah yang
berbentuk seperti campuran kantong bawah dan kantong atas.
8.
TANAMAN BAYUR (Latin : Pterospermum javanicum)
Bayur, bayor atau wadang
(Pterospermum javanicum) adalah sejenis pohon penghasil kayu pertukangan
berkualitas baik. Pohon besar, tingginya dapat mencapai 45 m dan gemang
batangnya 1 m. Pepagan berwarna keabu-abuan, halus hingga memecah dangkal.
Ranting-ranting berambut halus. Daun tunggal terletak berseling, bertangkai
pendek, 3–6 mm. Helaian daun bundar telur sampai lanset, sekira 4–14 x 2,5–7
cm, dengan ujung meluncip dan pangkal asimetris: sebelah membundar dan
sebelahnya menyempit runcing. Sisi atas hijau terang, sisi bawah daun berambut
bintang halus kecoklatan, pada pangkal dengan tiga tulang daun.
Perbungaan berupa malai
terminal atau di ketiak. Bunga panjang hingga 6 cm, kuning, berambut halus. Buah
kotak silindris, 5–13 x 2–5 cm, mula-mula berambut halus kemudian gundul.
Bijinya banyak dan bersayap.
9.
BADAK JAWA (latin : Rhinoceras Sundaicus)
Badak jawa, lebih
tepatnya badak Sunda, atau badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus)
adalah anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada.
Badak ini masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit
bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,1–3,2 m dan
tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan lebih dekat
dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit
daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Badak ini pernah menjadi
salah satu badak di Asia yang paling banyak menyebar. Meski disebut "badak
jawa", binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di
seluruh Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies
ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan
di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang. Badak ini kemungkinan adalah
mamalia terlangka di bumi. Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung
Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di alam bebas lainnya
berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan perkiraan populasi tidak
lebih dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya populasi badak jawa
diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada
pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di
pasar gelap. Berkurangnya populasi badak ini juga disebabkan oleh kehilangan
habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang, seperti perang Vietnam di Asia
Tenggara juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa dan menghalangi
pemulihan. Tempat yang tersisa hanya berada di dua daerah yang dilindungi,
tetapi badak jawa masih berada pada risiko diburu, peka terhadap penyakit dan
menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu dalam berkembangbiak. WWF
Indonesia mengusahakan untuk mengembangkan kedua bagi badak jawa karena jika
terjadi serangan penyakit atau bencana alam seperti tsunami, letusan gunung
berapi Krakatau dan gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah.
10.
BABI RUSA
Babirusa adalah marga
hewan dari beberapa jenis babi liar yang hanya terdapat di sekitar Sulawesi,
Pulau Togian, Malenge, Sula, Buru dan pulau-pulau Maluku lainnya. Habitat
babirusa banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Hewan ini gemar melahap
buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga, jamur dan dedaunan. Mereka hanya
berburu makanan pada malam hari untuk menghindari beberapa binatang buas yang
sering menyerang.
Panjang tubuh babirusa
sekitar 87 sampai 106 sentimeter. Tinggi babirusa berkisar pada 65-80
sentimeter dan berat tubuhnya bisa mencapai 90 kilogram. Meskipun bersifat
penyendiri, pada umumnya mereka hidup berkelompok dengan seekor pejantan yang
paling kuat sebagai pemimpinnya.
Binatang yang pemalu ini
bisa menjadi buas jika diganggu. Taringnya panjang mencuat ke atas, berguna
melindungi matanya dari duri rotan. Babirusa betina melahirkan satu sampai dua
ekor satu kali melahirkan. Masa kehamilannya berkisar antara 125 hingga 150
hari. Bayi babirusa itu akan disusui selama satu bulan, setelah itu akan
mencari makanan sendiri di hutan bebas. Selama setahun babirusa betina hanya
melahirkan satu kali. Usia dewasa seekor babirusa lima hingga 10 bulan, dan
dapat bertahan hingga usia 24 tahun.
Mereka sering diburu
penduduk setempat untuk dimangsa atau sengaja dibunuh karena merusak lahan
pertanian dan perkebunan. Populasi hewan yang juga memangsa larva ini kian
sedikit hingga termasuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Jumlah mereka
diperkirakan tinggal 4000 ekor dan hanya terdapat di Indonesia.
Sejak tahun 1996 hewan ini
telah masuk dalam kategori langka dan dilindungi oleh IUCN dan CITES. Namun
masih sering dijumpai perdagangan daging babirusa di daerah Sulawesi Utara.
Sumber : Dari berbagai sumber di Internet
TUGAS KPPS TPS HARGOSARI 17
Tugas dadi KPPS Pemilu 2014 neng TPS Hargosari 17, tak rewangi
mangan ro adus pisan, nyita waktu, tenogo ro pikiran, jalukku sopo sik unggul,
menang dadi anggota legislatif, ojo lali ro rakyat, eling jabatan adalah
amanah, eling janjimu naliko kampanye...........
Subscribe to:
Posts (Atom)